WELLCOME TO MY BLOG

My Games

Pusat hosting

Add This

Minggu, 08 Mei 2011

Metode Resitasi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era modern sekarang, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta menyentuh pada semua aspek kehidupan manusia tak terkecuali di bidang pendidikan dan pengajaran. Pemerintah dewasa ini khususnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan seperti yang telah digariskan dalam GBHN 1993 bahwa “dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya untuk memacu perluasan ilmu pengetahuan alam dan matematika” (TAP MPR No. II/MPR/1993:95). Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah telah mengusahan peningkatan mutu pendidikan mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai ke tingkat perguruan tinggi. Diantaranya adalah penyempurnaan kurikulum 1975 menjadi kurikulum 1984, kemudian disempurnakan lagi menjadi kurikulum 1994. selain itu, juga dilakukan usaha-usaha seperti penataran guru-guru bidang studi, pengadaan buku-buku paket, dan menambah sarana dan prasarana untuk kegiatan proses belajar mengajar.
Peningkatan mutu pendidikan sangat ditentukan oleh guru sebagai pendidik dalam pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan. Dengan kata lain guru menempati titik sentral pendidikan. Agar guru mampu menunaikan tugasnya dengan baik, maka terlebih dahulu harus memahami hal-hal yang berhubungan dengan proses belajar mengajar seperti halnya proses pendidikan pada umumnya. Dengan demikian peranan guru yang sangat penting adalah mengaktifkan dan mengefisienkan proses belajar di sekolah termasuk didalamnya penggunaan metode mengajar yang sesuai.
Penggunaan metode mengajar yang tepat, merupakan suatu alternatif mengatasi masalah rendahnya daya serap siswa terhadap pelajaran kimia, guna meningkatkan mutu pengajaran. Penerapan suatu metode pengajaran harus ditinjau dari segi keefektifan, keefesienan dan kecocokannya dengan karakteristik materi pelajaran serta keadaan siswa yang meliputi kemampuan, kecepatan belajar, minat, waktu yang dimiliki dan keadaan sosial ekonomi siswa sebagai obyek. Sesuai yang dikatakan oleh Rostiyah bahwa :
“Setiap jenis metode pengajaran harus sesuai atau tepat untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi untuk tujuan yang berbeda guru harus mengadakan teknik penyajian yang berbeda sekaligus untuk mencapai tujuan pengajarannya”. (Rostiyah, 1989:2)
Salah satu metode yang diterapkan dalam melibatkan siswa secara aktif, guna menunjang kelancaran proses belajar mengajar adalah menggunakan metode resitasi. Dalam metode resitasi diharapkan mampu memancing keaktifan siswa dalam proses belajarn mengajar. Hal ini disebabkan karena siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru dan harus dipertanggungjawabkan (Nana Sudjana, 1989:82). Dalam keberhasilan proses belajar mengajar disamping tugas guru, maka siswa turut memegang peranan yang menentukan dalam pencapaian tujuan pendidikan. Sebab vagaimapun baiknya penyajian guru terhadap materi pelajaran, akan tetapi siswa tidak mempunyai perhatian dalam hal belajar maka apa yang diharapkan sukar tercapai. Menurut Slameto (1991:88) sebagai berikut :
“Agar siswa berhasil dalam belajarnya, perlulah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu mencakup mengerjakan PR, menjawab soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku pegangan, tes/ulangan harian, ulangan umum dan ujian”.
Pembelajaran dengan metode mengajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan akan meningkatkan motivasi belajar siswa. Sebagai contoh adalah pemberian tugas pada setiap akhir pelajaran dengan harapan aktifitas belajar siswa dapat ditingkatkan, sehingga prestasi belajar siswa dapat pula meningkat. Menurut Harmawati (1993:38) sebagai berikut :
“Pemberian tugas pada setiap pertemuan mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian tugas setiap pertemuan menyebabkan siswa termotivasi dalam belajar, disamping itu siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar”.
Pada peningkatan prestasi belajar siswa bukan hanya peran guru yang dibutuhkan tetapi siswa sendirilah yang dituntut peran aktif dalam proses belajar mengajar. Salah satu hal yang penting dimiliki oleh siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya adalah penguasaan bahan pelajaran. Siswa yang kurang mengusai bahan pelajaran akan mempunyai nilai yang lebih rendah bila dibandingkan dengan siswa yang lebih mengusai bahan pelajaran. Untuk menguasai bahan pelajaran maka dituntut adanya aktifitas dari siswa yang bukan hanya sekedar mengingat, tetapi lebih dari itu yakni memahami, mengaplikasikan, mensistesis, dan mengevaluasi bahan pelajaran.
Perlu disadari bahwa yang diharapkan oleh guru terhadap siswanya adalah bahan pelajaran yang diterima siswa dapat dikuasainya dengan baik. Olehnya itu, maka salah satu cara yang ditempuh adalah tugas yang diberikan oleh guru tidak hanya dikerjakan di kelas yang sempit dan terbatas oleh waktu, akan tetapi perlu dilanjutkan di rumah, di perpustakaan, di laboratorium dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan.




BAB. II
B. Metode Tugas dan Resitasi ( Recitation method )
Metode resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak , sementara waktu sedikit. Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR), tetapi jauh lebih luas.
Langkah-langkah yang harus diikuti metode tugas dan resitasi adalah :
• Fase Pemberian tugas
o Tujuan yang akan dicapai
o Jenis tugas yang jelas dan tepat
o Sesuai dengan kemampuan siswa
o Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa
o Sediakan waktu yangcukup untuk mengerjakan tugas tersebut
• Langkah Pelaksanaan Tugas
o Diberikan bimbingan/ pengawasan oleh guru
o Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja
o Diusahakan /dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain
o Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh
• Fase mempertanggungjawabkan Tugas
o Laporan siswa baik lisan/ tertulis dari apa yang dikerjakannya
o Ada Tanya jawab/diskusi kelas
o Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maunpun non tes
 Kelebihan Metode ini adalah :
 Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok
 Dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan guru
 Dapat membina tanggung jwab dan disiplin siswa
 Dapat mengembangkan kreativitas siswa
 Kekurangan Metode ini adalah :
 Siswa sulit dikontrol mengenai pengerjaan tugas
 Khusunya untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikan adalah anggota tertentu saja , sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik
 Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan pervedaan individu siswa
 Sering memberikan tugas yang monoton dapat menimbulkan kebosanan siswa





BAB III
C. Metode Pemberian Tugas Belajar dan Resitasi ( Recitation method )

Metode ini mengandung tiga unsur, antara lain :
• Pemberian tugas
• Belajar
• Resitasi
Tugas, merupakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan. Pemberian tugas sebagai suatu metode mengajar merupakan suatu pemberian pekerjaan oleh guru kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan pemberian tugas tersebut siswa belajar, mengerjakan tugas. Dalam melaksanakan kegiatan belajar, siswa diharapkan memperoleh suatu hasil ialah perubahan tingkah laku tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Tahap terakhir dan pemberian tugas ini adalah resitasi yang berarti melaporkan atau menyajikan kembali tugas yang telah dikerjakan atau dipelajari. Jadi metode pembenian tugas belajar dan resitasi atau biasanya disingkat metode resitasi merupakan suatu metode mengajar dimana guru membenkan suatu tugas, kemudian siswa harus mempertanggung jawabkan hasil tugas tersebut. Resitasi sering disamakan dengan "home work" ( pekerjaan rumah ), padahal sebenarnya berbeda. Pekerjaan rumah ( PR ) mempunyai pengertian yang lebih khusus, ialah tugas - tugas yang diberikan oleh guru, dikerjakan siswa di rumah.

Sedangkan resitasi, tugas yang dibenikan oleh guru tidak sekedar dilaksanakan di rumah, melainkan dapat dikerjakan di perpustakaan, laboratonium, atau ditempat - tempat lain yang ada hubungannya dengan tugas / pelajaran yang diberikan. Jadi resitasi lebih luas daripada homework. Akan tetapi keduanya mempunyai kesamaa, antara lain :
• Mempunyai unsur tugas
• Dikerjakan oleh siswa dan dilaporkan hasilnya
• Mempunyai unsur didaktis pedagogis
 Tujuan pemberian tugas :

Menurut pandangan tradisional, pemberian tugas dilakukan oleh guru karena pelajaran tidak sempat diberikan di kelas. Untuk menyelesaikan rencana pengajaran yang telah ditetapkan, maka siswa diberi tugas untuk mempelajari dengan diberi soal - soal yang harus dikerjakan di rumah. Kadang - kadang juga bermaksud agar anak-anak tidak banyak bermain.

Sedangkan menurut pandangan tugas diberikan dengan pandangan bahwa kurikulum itu merupakan segala aktivitas yang dilaksanakan oleh sekolah, baik kegiatan kurikuler, maupun ekstra kurikuler.

 Penggunaan metode resitasi :

Pemberian tugas belajar dan resitasi dikatakan wajar bila bertujuan :
• Memperdalam pengertian siswa terhadap pelajaran yang telah diterima.
• Melatih siswa ke arah belajar mandiri.
• Siswa dapat membagi waktu secara teratur.
• Agar siswa dapat memanfaatkan waktu terluang untuk menyelesaikan tugas.
• Melatih siswa untuk menemukan sendiri cara - cara yang tepat untuk menyelesaikan tugas.
• Memperkaya pengalaman-pengalaman di sekolah melalui kegiatan-kegiatan di luar kelas.
BAB.IV
KESIMPULAN
Kesimpulannya, tidak ada satupun metode pengajaran dan penyampain materi ke anak didik yang sempurna. Buktinya, tiap-tiap metode memiliki celah dan kelemahan di sana-sini. Jadi, semuanya tergantung tenaga pendidik dalam mengoptimalisasikan kelebihan yang tersedia serta meminimalisir berbagai kelemahan yang ada pada tiap-tiap metode. Saya yakin, dengan adanya keserasian antara metode yang diterapkan dengan kemampuan yang dimiliki oleh tenaga pendidik jauh lebih ampuh dalam mencapai hasil optimal dalam proses belajar mengajar ketimbang "sibuk" menerapakan tradisi pengajaran lama yang kurang berbobot dan terkadang begitu monoton!!




























BAB.V
REFERENCE
Alipandie, Imansyah. 1984. Didaktik Metodik Pendidikan . Surabaya: Penerbit Usaha Nasional.
Arikunto, Suharsimi. 1993. ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara.
A.M. Sardiman. 1987. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru.
Baharuddin, 1985. Metodologi Penelitian IPA. Ujungpandang: Proyek P.T. IKIP Ujungpandang.
Hudoyo, Herman. 1990. Strategi Belajar Mengajar. Malang: IKIP Malang.
Harmawati. 1993. Pengaruh Pemberian Tugas Secara Terstruktur Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal-Soal.
Iskandar Wiryokusomo. 1992. Kumpulan Pikiran-Pikiran dalam Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali.
Mappa, Syamsu. 1977. Psikologi Pendidikan. Ujungpandang : FIP. IKIP Surabaya.
Pasaribu, L.L. 1986. Didaktik Metodik. Bandung: Tarsito.
Rostiyah, N.K. 1989. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bina Aksara.
Sudirman. 1992. Ilmu Pendidikan. Bandung : Penerbit PT. Bina Aksara.
Slameto. 1990. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit (SKS). Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.
Suryobroto. B. 1986. Mengenal Metode Pengajaran di Skeolah dan Pendekatan Baru Dalam Proses Belajar Mengajar. Yokyakarta.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar Cetakan Kedua. Bandung: Penerbit CV. Sinar Baru.
Sumartana, P.P.N dan Nurkancana, Wayan. 1992. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional.
Sri Anitah Wiryawan. 1990. Strategi Belajar Mengajar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Uiversitas Terbuka Jakarta.
Tap-Tap MPR. 1993. Bahan Penataran dan Bahan Referensi Penataran. Jakarta: Bina Aksara.
Tirtaraharja, Umar. 1981. Kesejahteraan Guru Salah Satu Faktor yang Berpengaruh Terhadap prestasi Belajar Murid SD. Disertasi Doktor. Jakarta :FPS. IKIP Surabaya.

Tidak ada komentar:

Like Button

Comments

Video Gallery Saya

Kata-Kata Motivasi

http://www.yahoomessenger.com/t.fachruza
http://www.facebook.com/Ade Ground
http://www.twitter.com/TFachruza
http://www.cbox.ws/adeandika