Luar Negeri
Jadikan Teman | Kirim Pesan
Sifa Sanjurio
Perempuan asli Cianjur Jawa Barat Indonesia yang sedang kuliah di University of Tehran, Iran, Jurusan Politik Iran. Sebelumnya kuliah di UI jurusan Politik Timur Tengah, sebelumnya lagi kuliah di UIN Jakarta jurusan Theologi... Bercita cita ingin membahagiakan Ummi tercinta... Wish me Luck yaaaaaSituasi Iran Saat Ini, Laporan Update dari Tehran, Iran
HL | 08 February 2012 | 01:17 9316 269 4 dari 9 Kompasianer menilai menarik
Mungkin dalam bayangan anda, situasi
Iran saat ini berbahaya, mencekam, menakutkan, mengkhawatirkan, karena
perang ‘diramalkan’ sudah semakin dekat, juga embargo yang sudah
kesekian kalinya dijatuhkan, pasti membuat negeri yang mayoritas Islam
Syiah ini porak poranda tak menentu.
Tetapi Kenyataannya seperti apakah…?
Ternyata jauh dari bayangan anda,
semakin ramai berita tentang negara ini, baik itu tentang nuklirnya,
pembunuhan ahli nuklirnya, embargo yang semakin menjadi jadi, juga
persiapan perang yang telah dipersiapkan oleh kedua belah pihak yang
berseteru, tidak membuat masyarakat dunia termasuk masyarakat Indonesia
takut untuk pergi ke Iran.
Percaya atau tidak, dalam dua bulan
terakhir ini, saya kedatangan banyak tamu dari Indonesia yang notabene;
Dosen saya, teman saya, temannya teman saya, termasuk teman yang baru
saya kenal, karena membaca tulisan saya di Kompasiana (Top Banget deh
Kompasiana..). Semua datang kesini dengan bermacam tujuan, kebanyakan
dari mereka datang dengan tujuan menghadiri seminar internasional, short
course, bisnis, dan satu lagi karena ingin menjadi “hero” dengan
mengunjungi negara negara “berbahaya atau rawan konflik” seperti Iran
dan Afghanistan. Dan tahukah anda, teman saya yang datang dengan tujuan
terakhir ini, merasa gagal menjadi “hero”, karena ternyata negara yang
dalam ‘benaknya’ berbahaya dan rawan konflik itu bohong belakaaaa… dia
sudah termakan berita berita yang tidak benar, yang sengaja terus
digencarkan oleh sang penguasa jagad ini.. (tahu kan siapa?). dalam
“testimoni” nya tentang Iran dia menulis: sungguh Iran negara yang
cantik, negara maju, punya Metro (Kereta bawah tanah), Indonesia kapan
ya punya Metro?, Jalanannya bersih, kok mirip Eropa ya? Negara empat
musim, Bersalju pula… so Nice Country. Lanjutnya, pantesan saja negara
adi kuasa dan konconya itu tidak terima Iran menjadi Negara Maju, sampai
diembargo berapa kali, tetap saja masih bisa hidup. Terakhir opsi
perang itu sudah ke berapa kali nya diperingatkan, Tetapi sampai
sekarang mereka ga berani tuh… selorohnya..
Iran Makin Gencar Mengadakan Acara acara bertaraf Internasional
Beberapa orang dosen saya yang datang ke Iran dalam rangka mengikuti Short Course
atau Kursus Pendek, tentang Filsafat (Iran, negara yang terkenal dengan
para pemikir Filsafat dan Irfan nya, dan diakui oleh seluruh dunia.
Maka wajar, short course ini diikuti oleh berbagai negara,
termasuk Amerika, Inggris, Jepang, Rusia, etc..). Kursus ini memakan
waktu sebulan, dan seluruh peserta Kursus adalah Ilmuwan atau pemikir
Filsafat pilihan dari negara masing masing, yang sengaja diundang oleh
Iran, dengan fasilitas yang menurut saya istimewa, semua serba gratis.
Memang nikmat ya menjadi orang pinter dan berilmu pengetahuan itu.
Seperti contohnya, Bapak Husein Heriyanto, wakil dari Indonesia, beliau
adalah Dosen Filsafat Universitas Indonesia, yang juga notabene guru
saya.
Selain itu, ada juga Short Course
Ekonomi Islam. Di Iran, Ekonomi Islam, termasuk didalamnya Perbankan
Islam, ternyata tidak “seheboh” di Indonesia. Disini tidak ada istilah
Ekonomi Syariah atau pun Bank Syariah. Mungkin karena negaranya sudah
Negara Islam ya, jadi semua memang sudah syariah. Tetapi yang menarik,
seperti yang dituturkan Dosen Hukum Universitas Indonesia, Dr. Gemala
Dewi, LL.M. yang menjadi salah satu peserta kursus yang memakan waktu
sebulan itu menyebutkan, bahwa Bank di Iran seperti halnya Bank
konvensional di Indonesia, memakai sistem bunga, dan dibolehkan, dengan
alasan, bunga tersebut dipakai untuk keperluan kesejahteraan negara. Dan
perlu diketahui sekarang ini bunga bank semakin naik, termasuk bunga
deposito yang mencapai 20 % (ayo siapa yang mau mendepositokan uangnya
disini, bisa melalui saya..)
Belum genap sebulan saya didatangi
dosen dosen tersebut diatas, saya sudah ditelp dari Jakarta oleh dosen
saya selanjutnya yang notabene Pemimpin Redaksi sekaligus Owner dari Majalah Alo Indonesia (Majalah berbahasa Arab Pertama di Indonesia), Prof. Dr. Nabilah Lubis. Beliau akan menghadiri The International Festival of Muslim Women’s Print Media pada
tanggal 7 – 12 Januari 2012 kemarin. Berbeda dengan acara short course,
pada Festival ini saya ikut berpartisipasi langsung, karena saya
didaulat menemani dosen saya tersebut, yang usianya sudah hampir 70
tahun, tetapi semangat dan pemikiran serta idenya patut diacungi empat
jempol. Selain dosen saya tersebut, perwakilan dari Indonesia juga
diwakili oleh Pemimpin Redaksi Majalah Paras, Indriyani
Permatasari, yang notabene teman dekat saya dulu di kampus UIN Jakarta,
ketika sama sama menjadi wartawan kampus sepuluh tahun yang lalu. Dalam
Festival ini, saya banyak sekali mendapatkan ilmu tentang jurnalistik
atau pun media, terutama media khusus perempuan. Dihadiri oleh lebih
dari sepuluh negara, dan hasil dari pertemuan ini diantaranya adalah
perlunya dibentuk wadah atau media khusus untuk perempuan muslim di
seluruh dunia, yang nantinya akan menampung seluruh aspirasi perempuan
dimana pun berada, terlepas dari agama, suku, bangsa dan ras nya.
Belum genap seminggu pula dari
kepulangan Prof. Nabilah Lubis dan sahabat saya tersebut ke Indonesia.
Prof. Nabilah mengirimkan sms kepada saya, bahwa puteranya, Ustadz Sabri
Lubis, sebentar lagi akan ke Tehran menghadiri Kongres Pemuda Islam
seluruh dunia. Woww surprise….
Dan benar saja, pada tanggal 28 – 29 Januari 2012 di Tehran dilaksanakan International Islamic Awakening and Youths Conference yang
dihadiri oleh seluruh pemuda Islam dari 72 negara. Tetapi sayang,
Ustadz Sabri Lubis tidak jadi ikut acara ini, karena sesuatu hal. Tetapi
tetap Indonesia mengirimkan pesertanya, diantaranya Ustadz Hasan
Daliel.
Tidak berhenti disini, kembali Tehran mengadakan acara internasional selanjutnya, yaitu Congress on Islamic Awakening Literature pada tanggal 5 Februari 2012 kemarin selama dua hari.
Juga tanggal 16 Februari 2012, Iran
menjadi penyelenggara sekaligus tuan rumah untuk “Tournament Badminton
Iran Challenge” yang akan dihadiri oleh 24 negara.
Note: Sekarang seluruh pelatih Tim
Nasional Badminton Iran yang semuanya berkewarganegaraan Indonesia
(Mereka semua adalah pahlawan, yang mengharumkan nama INDONESIA di
kancah dunia internasional, melalui olahraga Badminton), sedang sibuk
sibuknya melatih dan menyeleksi anak buahnya yang akan bertanding pada
liga tersebut. Oh ya, diantara pelatih Badminton kita yang disini
merupakan kompasianer juga lho… , silahkan tebak, siapakah dia?
Kamis, tanggal 2 Februari 2012
kemarin, saya mendapat berita bahwa KBRI di Tehran menerima tamu dari
Bio Farma Indonesia, juga Tim Nasional Futsal kita, yang akan bertanding
di Tehran. Sayang sampai berita kekalahan Tim Futsal kita yang saya
lihat di Televisi, tidak ada pemberitahuan resmi atau undangan nonton
bersama, atau kumpul bersama, layaknya Tim Nasional Sepak Bola yang
bertanding melawan Timnas Iran, September 2011 lalu. Padahal kalau ada
undangan nonton bersama, apapun yang terjadi, saya akan menjadi penonton
setia Timnas Futsal kita. Dan saya akan kabarkan ke seluruh dunia,
apapun itu hasilnya.
Terakhir tamu saya di Iran adalah teman nya teman baik saya, datang ke Iran karena bisnis alias urusan pekerjaan.
Tidak hanya disini saja, nanti ada
beberapa teman dan guru saya yang berencana datang ke Iran, antara bulan
Maret sampai Agustus 2012, dari sekarang mereka sudah mendaulat saya
untuk menjadi “Guide” buat mereka, dan saya sanggupi dengan senang hati.
Senangnya ditengokin oleh saudara
saudara setanah air. Inilah yang membuat adik saya yang sedang kuliah di
Moscow Rusia iri, karena jarang sekali ditengokin…
Kesan dan Pesan Tamu tamu saya tentang Iran
Rakyat Iran, meyakini seratus persen
bahwa perang sama sekali tidak akan terjadi. Dan menganggap sepele semua
masalah yang sekarang sedang panas diperbincangkan di bagian dunia
sana. Jadi kita yang notabene “orang asing” disini santai juga
menyikapinya dan perasaan pun lebih tenang. Itu pun yang dirasakan oleh
dosen dan teman teman saya yang datang kesini, mereka takjub, heran,
ternyata Iran tidak seperti yang mereka bayangkan sebelumnya, tidak
menyangka bahwa Iran adalah negara yang aman, tidak terlihat penjagaan
ketat dimana mana, baik itu tentara atau tank tank nya yang siap
memuntahkan pelurunya, kotanya bersih, dan mempunyai empat musim pula
(Musim Semi, Musim Panas, Musim Gugur, Musim Dingin), karena kebanyakan
dari mereka mengira bahwa Iran sama dengan negara Arab yang panas dan
gersang, kenyataannya di jalan jalan utama Iran, kita dengan mudahnya
menemukan pohon pohon besar yang umurnya sudah tahunan, akarnya didalam
sungai sungai kecil yang mengalir sepanjang jalan utama kota Tehran.
Apalagi bulan Januari Februari ini adalah masih musim dingin, saat salju
turun dengan indahnya bak kapas kapas putih bersih beterbangan bebas
dari angkasa ke bumi Tuhan semesta alam yang fana, tetapi kita dibuat
terlena dengan ke’fana’annya.
Kapan saya Kuliahnya, kok mendampingi tamu terus..?
Kuliah saya hanya dua hari dalam
seminggu, meskipun tugas tugasnya selangit, ditambah hari libur resmi
disini banyak sekali, bahkan lebih banyak daripada di Indonesia.
Pandainya kita berbagi waktu saja, sehingga kita tidak terlena dengan
waktu bebas yang ada. Sebab itu pula lah saya sering punya banyak waktu
untuk menemani para tamu saya terhormat dari Indonesia yang datang
kesini.
Untuk libur di Iran, Saya beri
contoh, semester yang lalu saya masuk awal Oktober 2011 (pasca liburan
musim panas, 3 bulan) Pertengahan Bulan Januari selesailah kuliah
semester pertama, setelah libur beberapa minggu, awal Februari ini masuk
kuliah semester dua, akhir Maret nanti sudah akan libur lagi selama
tiga minggu, menyambut Tahun Baru Iran, Sekaligus menandakan awal musim
Semi. Akhir April kembali masuk kuliah sampai akhir Juni, libur lagi 3
bulan… Musim Panas. Dan seterusnya demikian.
Liburan yang saya sebutkan semua
diatas, termasuk “Great Holiday”, belum libur tanggal merah yang cuma
sehari dua hari, seperti Hari Kemenangan Revolusi Islam Iran, Hari lahir
dan wafatnya serta Isra Mikrajnya Nabi Muhammad Saw, Hari lahir dan
wafatnya sebagian para Imam maksumin, dan lain lain. Coba bayangkan, apa
tidak banyak liburan kita disini? Hehehe…
Shalat Jumat bersama Pemimpin Tertinggi Iran
Jumat kemarin tanggal 3 Februari
2012, seperti biasa Shalat Jumat di Universitas Tehran, tepatnya di
sebuah bangunan besar beratap tetapi tanpa dinding, yang sudah berpuluh
puluh tahun dipakai untuk Shalat Jumat.
Kali ini Shalat Jumatnya luar biasa,
istimewa, karena diimami oleh Rahbar (Pemimpin tertinggi Negara Republik
Islam Iran. Kedudukan Presiden Ahmadinejad adalah dibawahnya beliau.
Inilah salah satu ciri dari sistem pemerintahan Islam Iran yang terkenal
dengan nama Wilayah al Faqih nya, dimana
kedudukan Ulama lebih tinggi daripada Presiden) Ayatullah Khamenei.
Banyak sekali masyarakat Tehran dan sekitarnya, juga masyarakat luar
Tehran, perempuan laki laki, tua muda, datang ke kampus Universitas
Tehran (untuk masuk ke dalam kampus pun ketat sekali, tidak
diperbolehkan membawa HP atau alat elektronik lainnya. yang “ngantri”
ribuan. bagi mereka yang sudah tidak sabar, maka mereka gelar sendiri
sajadah di pinggir bahkan di tengah jalan raya, sehingga penuhlah jalan
dengan orang orang yang shalat berjamaah) . Karena banyaknya yang
datang, kampus tidak bisa lagi menampung jamaah shalat jumat yang
berjumlah ribuan itu, akhirnya mereka shalat di luar kampus, di jalan
jalan raya sampai di taman (Park e Laleh) yang dekat dengan lingkungan
kampus, penuuuh sesak oleh jamaah, mereka membawa koran, sajadah atau
alas tikar lainnya. Memang, kedatangan Rahbar selalu dinanti nanti oleh
kebanyakan rakyat Iran. Tak heran keamanan pun diperketat, Polisi polisi
sudah berjaga jaga sejak pukul 9 pagi di jalan jalan utama menuju
kampus Universitas Tehran, Busway yang biasa lewat didepan kampus, jam
10 pagi sudah ditutup. Alhasil, jalanan lengang, kosong, taksi atau
mobil pribadi jalurnya dipindah ke jalur yang lain. Helikopter pun telah
menari nari dan terus menari nari sampai acara shalat jumat selesai,
sekitar pukul tiga sore.
Rakyat dibuat melek politik
Khotbah jumat dimulai sekitar pukul
11. waktu Tehran, jeda waktu dari khotbah ke pelaksanaan Shalat Jumat
sekitar satu jam lebih. anda bisa bayangkan, bagaimana dinginnya
(sekarang di Iran musim dingin, sampai nanti akhir Maret), waktu itu
suhu diluar sekitar minus 5, dingiiin sekali, tetapi tidak mengurangi
kekhusyuan para jamaah.
Pemimpin agama di Iran atau di Indonesia sering disebut dengan Ustadz, tidak hanya mengerti agama an sich tetapi
mengerti juga politik, inilah yang disebut dengan negara Islam, dimana
tidak ada pemisahan antara agama dan politik. Termasuk dalam Khotbah
Jumat Rahbar kemarin yang menyinggung masalah politik dalam negeri dan
politik luar negeri negara negara yang sedang berkecamuk, seperti
Bahrain, Yaman dan Mesir. Tidak lupa, Rahbar pun menyinggung musuh musuh
Iran seperti Amerika, Israel, Inggris dan sekutunya, di tengah tengah
khotbah beliau, sering sekali jamaah shalat jumat dengan serempak tanpa
ada komando berteriak; Margh bar Zedde Velayati Faqih..!!
Margh bar Omriko..!! Margh bar engilis..!! Margh bar Monafiqina
Koffar..!! Margh bar Israel..!! yang artinya: Mampuslah
orang yang benci sistem Velayat Faqih..!!, Mampuslah Amerika..!!
Mampuslah Inggris..!! Mampuslah orang orang Munafik dan Kafir..!!
Mampuslah Israel..!!.
Bulu kuduk saya merinding,
menyaksikan fenomena seperti ini, sudah dua kali saya menghadiri shalat
jumat bersama Rahbar di tempat yang sama pula, dan tidak ada bedanya
dengan yang lalu, tetap penuh semangat dengan musuh dan yel yel yang
tetap sama pula, tidak berubah. Seperti biasa, saya mulai membayangkan
kalau kejadian seperti ini, terjadi di negara saya tercinta, dimana
rakyat dan pemimpinnya bersatu padu, melawan musuh yang nyata nyata akan
merusak serta menghina kedaulatan negaranya. Pertolongan Allah Swt
pasti lah akan datang, dan musuh pun tentunya akan ketakutan. Lihatlah
seperti yang sekarang terjadi di Republik Islam Iran ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar