WELLCOME TO MY BLOG

My Games

Pusat hosting

Add This

Jumat, 09 Maret 2012

Himpunan Mahasiswa Islam

Himpunan Mahasiswa Islam

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Himpunan Mahasiswa Islam
Lambang HMI.jpg
Lambang Himpunan Mahasiswa Islam
Singkatan HMI
Pembentukan 5 Februari 1947 M / 14 Rabiul Awal 1366 H
Jenis Organisasi Kemahasiswaan, Organisasi Pengkaderan dan Perjuangan
Tujuan Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata'ala.
Kantor pusat Jakarta, Indonesia
Bahasa resmi Indonesia
Ketua Umum Pengurus besar Himpunan Mahasiswa Islam Noer Fadjriansyah (HMI DIPO)
Alto Makmuralto (HMI MPO)
Situs web http://www.hmi.or.id (HMI DIPO)
http://www.pbhmi.net (HMI MPO)

Himpunan Mahasiswa Islam (disingkat HMI) adalah sebuah organisasi yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 5 Februari 1947, atas prakarsa Lafran Pane beserta 14 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Islam Yogyakarta.

Daftar isi

 [sembunyikan

[sunting] Sejarah

[sunting] Sebelum Lahirnya HMI

Sebelum lahirnya Himpunan Mahasiswa Islam, terlebih dulu berdiri organisasi kemahasiswaan bernama Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY) pada tahun 1946 yang beranggotakan seluruh mahasiswa dari tiga Perguruan Tinggi di Yogyakarta, yaitu Sekolah Tinggi Teknik (STT), Sekolah Tinggi Islam (STI) dan Balai Perguruan Tinggi Gajahmada yang pada waktu itu hanya memiliki Fakultas Hukum dan Fakultas Sastra. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta selalu berbau Kolial Belanda. Sering pesta dengan poloniase, dansa serta minum-minuman keras.
Oleh karena Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta dirasa tidak memperhatikan kepentingan para mahasiswa yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Tidak tersalurnya aspirasi keagamaan merupakan alasan kuat bagi para mahasiswa Islam untuk mendirikan organisasi kemahasiswaan yang berdiri dan terpisah dari Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta.
Pada tahun 1946, suasana politik di Indonesia khususnya di Ibukota Yogyakarta mengalami polarisasi antara pihak Pemerintah yang dipelopori oleh Partai Sosialis, pimpinan Syahrir - Amir Syarifuddin dan pihak oposisi yang dipelopori oleh Masyumi, pimpinan Soekiman - Wali Al-Fatah dan PNI, pimpinan Mangunsarkoro - Suyono Hadinoto serta Persatuan Pernyangannya Tan Malaka. Polarisasi ini bermula pada dua pendirian yang saling bertolak belakang, pihak Partai Sosialis (Pemerintah) menitik beratkan perjuangan memperoleh pengakuan Indonesia kepada perjuangan berdiplomasi, pihak oposisi pada perjuangan bersenjata melawan [[[Belanda]].
Polarisasi ini membawa mahasiswa yang juga sebagian besar dari mereka adalah pengurus Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta berorientasi kepada Partai Sosialis. Melalu mereka inilah Partai Sosialis mencoba mendominir Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta. Namun mahasiswa yang masih memiliki idealis tidak dapat membiarkan usaha Partai Sosialis hendak mendominir Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta. Dengan suasana yang sangat kritis dikarenakan Belanda semakin memperkuatkan diri dengan terus-menerus mendatangkan bala bantuan dengan persenjataan modern yang kemudian pada tanggal 21 Juli 1947 terjadilah yang dinamakan Agresi Militer Belanda I. Dengan situasi yang demikian para mahasiswa yang berideologi murni tetap bersatu menghadapi Belanda, mencegak setidak-tidaknya mengurangi efek-efek dari polarisasi politik yang sangat melemahkan potensi Indonesia menghadapi Belanda. Karenanya mereka menolah keras akan sikap dominasi Partai Sosialis terhadap mahasiswa yang dinilai akan mengakibatkan dunia mahasiswa terlibat dalam polarisasi politik.
Berbagai hal ini yang mendorong beberapa orang mahasiswa untuk mendirikan organisasi baru. Meskipun sebenarnya jauh sebelum adanya keinginan untuk mendirikan organisasi baru sudah ada cita-cita akan itu, namun selalu ditunda dan dianggap belum tepat. Namun melihat dari berbagai kondisi yang ada dirasa cita-cita yang sudah lama diharapkan itu perlu diwujudkan karena bila membiarkan Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta lebih lama didominasi oleh Partai Sosialis adalah hal yang tidak tepat. Penolakan sikap dominasi Partai Sosialis terhadap Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta tidak hanya datang dari kalangan mahasiswa Islam, melainkan juga mahasiswa kristen, mahasiswa katolik, serta berbagai mahasiswa yang masih menjunjung teguh ideologi keagamaan.

[sunting] Awal Berdirinya HMI

Himpunan Mahasiswa Islam di prakarsai oleh Lafran Pane, seorang mahasiswa tingkat I (semester I) Sekolah Tinggi Islam (sekarang Universitas Islam Indonesia (UII)). Ia mengadakan pembicaraan dengan teman-temannya mengenai gagasan membentuk organisasi mahasiswa bernafaskan Islam dan setelah mendapatkan cukup dukungan, pada bulan November 1946, ia mengundang para mahasiswa Islam yang berada di Yogyakarta baik di Sekolah Tinggi Islam, Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada dan Sekolah Teknik Tinggi, untuk menghadiri rapat, guna membicarakan maksud tersebut. Rapat-rapat ini dihadiri kurang lebih 30 orang mahasiswa yang di antaranya adalah anggota Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta dan Gerakan Pemuda Islam Indonesia. Rapat-rapat yang digelar tidak menghasilkan kesepakatan. Namun Lafran Pane mengambil jalan keluar dengan mengadakan rapat tanda undangan, yaitu dengan mengadakan pertemuan mendadak yang mempergunakan jam kuliah Tafsir oleh Husein Yahya. Pada tanggal 5 Februari 1947 (bertepatan dengan 14 Rabiulawal 1366 H), di salah satu ruangan kuliah Sekolah Tinggi Islam di Jalan Setyodiningratan 30 (sekarang Jalan Senopati) Yogyakarta, masuklah Lafran Pane yang langsung berdiri di depan kelas dan memimpin rapat yang dalam prakatanya mengatakan : "Hari ini adalah rapat pembentukan organisasi Mahasiswa Islam, karena semua persiapan yang diperlukan sudah beres".
Kemudian ia meminta agar Husein Yahya memberikan sambutan, namun beliau menolak dikarenakan kurang memahami apa yang disampaikan sehubungan dengan tujuan rapat tersebut.
Pernyataan yang dilontarkan oleh Lafran Pane dalam rapat tersebut adalah :
  • Rapat ini merupakan rapat pembentukan organisasi Mahasiswa Islam yang anggaran dasarnya telah dipersiapkan.
  • Rapat ini bukan lagi mempersoalkan perlu atau tidaknya ataupun setuju atau menolaknya untuk mendirikan organisasi Mahasiswa Islam.
  • Diantara rekan-rekan boleh menyatakan setuju dan boleh tidak. Meskipun demikian apapun bentuk penolakan tersebut, tidak menggentarkan untuk tetap berdirinya organisasi Mahasiswa Islam ketika itu, dikarenakan persiapan yang sudah matang.
Setelah dicerca berbagai pertanyaan dan penjelasan, rapat pada hari itu dapat berjalan dengan lancar dan semua peserta rapat menyatakan sepakat dan berketetapan hati untuk mengambil keputusan :
  • Hari Rabu Pon 1878, 15 Rabiulawal 1366 H, tanggal 5 Februari 1947, menetapkan berdirinya organisasi Himpunan Mahasiswa Islam disingkat HMI yang bertujuan :
  • Mengesahkan anggaran dasar Himpunan Mahasiswa Islam. Adapun Anggaran Rumah Tangga akan dibuat kemudian.
  • Membentuk Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam.
Adapun peserta rapat yang berhadir adalah Lafran Pane, Karnoto Zarkasyi, Dahlan Husein, Maisaroh Hilal (cucu pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan), Suwali, Yusdi Ghozali; tokoh utama pendiri Pelajar Islam Indonesia (PII), Mansyur, Siti Zainah (istri Dahlan Husein), Muhammad Anwar, Hasan Basri, Zulkarnaen, Tayeb Razak, Toha Mashudi dan Bidron Hadi.
Selain itu keputusan rapat tersebut memutuskan kepengurusan Himpunan Mahasiswa Islam sebagai berikut :
Ketua Lafran Pane
Wakil Ketua Asmin Nasution
Penulis I Anton Timoer Djailani, salah satu pendiri Pelajar Islam Indonesia (PII)
Penulis II Karnoto Zarkasyi
Bendahara I Dahlan Husein
Bendahara II Maisaroh Hilal
Anggota Suwali
Yusdi Gozali, pendiri Pelajar Islam Indonesia (PII)
Mansyur




zbfjskjfhherf;

[sunting] Perkembangan HMI

Sejalan dengan perkembangan waktu, HMI terbelah menjadi dua pasca diselenggarakannya Kongres ke-15 HMI di Medan pada tahun 1983. Pada tahun 1986, HMI yang menerima azas tunggal Pancasila dengan pertimbangan-pertimbangan politis beserta tawaran-tawaran menarik lainnya, rela melepaskan azas Islam sebagai azas organisasnya. Selanjutnya HMI pihak ini disebut sebagai HMI DIPO, dikarenakan bersekretariat di Jalan Pangeran Diponegoro Jakarta. Sedangkan HMI yang tetap mempertahankan azas Islam kemudian dikenal dengan istilah HMI MPO (Majelis Penyelamat Organisasi).
Karena alasan untuk menyelamatkan HMI dari ancaman pembubaran oleh rezim Orde Baru, maka melalui Kongres Padang disepakatilah penerimaan asas tunggal Pancasila. Setelah penerimaan azas tunggal itu, HMI yang bermarkas di Jalan Diponegoro sebagai satu-satunya HMI yang diakui oleh negara. Namun pada Kongres Jambi 1999, HMI (DIPO) kembali ke kepada asas Islam. Namun demikian, HMI DIPO dan HMI MPO tidak bisa disatukan lagi, meski azasnya sudah sama-sama Islam. Perbedaan karakter dan tradisi keorganisasian yang sangat besar di antara keduanya, membuat kedua HMI ini sulit disatukan kembali. HMI DIPO nampak lebih berwatak akomodatif dengan kekuasaan dan cenderung pragmatis, sementara HMI MPO tetap mempertahankan sikap kritisnya terhadap pemerintah. Sampai saat ini, HMI merupakan salah satu organisasi mahasiswa terbesar dan tertua di Indonesia.

[sunting] Pimpinan

[sunting] Kongres

  • Kongres ke-1 di Yogyakarta pada tanggal 30 November 1947, dengan ketua terpilih HS Mintareja
  • Kongres ke-2 di Yogyakarta pada tanggal 15 Desember 1951, dengan ketua terpilih A. Dahlan Ranuwiharja
  • Kongres ke-3 di Jakarta pada tanggal 4 September 1953 dengan formatur terpilih Deliar Noer
  • Kongres ke-4 di Bandung pada tanggal 14 Oktober 1955 dengan formatur terpilih Amir Rajab Batubara
  • Kongres ke-5 di Medan pada tanggal 31 Desember 1957 dengan formatur terpilih Ismail Hasan Metareum
  • Kongres ke-6 di Makassar (Ujungpandang) pada tanggal 20 Juli 1960 dengan formatur terpilih Nursal
  • Kongres ke-7 di Jakarta pada tanggal 14 September 1963 dengan formatur terpilih Sulastomo
  • Kongres ke-8 di Solo (Surakarta) pada tanggal 17 September 1966 dengan formatur terpilih Nurcholish Madjid
  • Kongres ke-9 di Malang pada tanggal 10 Mei 1969 dengan formatur terpilih Nurcholish Madjid
  • Kongres ke-10 di Palembang pada tanggal 10 Oktober 1971 dengan formatur terpilih Akbar Tanjung
  • Kongres ke-11 di Bogor pada tanggal 12 Mei 1974 dengan formatur terpilih Ridwan Saidi
  • Kongres ke-12 di Semarang pada tanggal 16 Oktober 1976 dengan formatur terpilih Chumaidy Syarif Romas
  • Kongres ke-13 di Makassar (Ujungpandang) pada tanggal 12 Februari 1979 dengan formatur terpilih Abdullah Hehamahua
  • Kongres ke-14 di Bandung pada tanggal 30 April 1981 dengan formatur terpilih Ahmad Zacky Siradj
  • Kongres ke-15 di Medan pada tanggal 26 Mei 1983 dengan formatur terpilih Harry Azhar Aziz
  • Kongres ke-16 di Padang pada tahun 1986, dengan formatur terpilih M. Saleh Khalid, terpecahnya HMI menjadi dua yakni HMI DIPO dan HMI MPO
  • Kongres ke-17, dengan formatur terpilih Herman Widyananda
♦ Kongres ke-18, dengan formatur terpilih Ferry Mursyidan Baldan
♦ Kongres ke-19, dengan formatur terpilih M. Yahya Zaini
♦ Kongres ke-20, dengan formatur terpilih Taufik Hidayat
♦ Kongres ke-21 di Yogyakarta, dengan formatur terpilih Anas Urbaningrum
♦ Kongres ke-22 di Jambi, dengan formatur terpilih Fakhruddin
♦ Kongres ke-23 di Pontianak, dengan formatur terpilih Cholis Malik
♦ Kongres ke-24 di Jakarta, dengan formatur terpilih Hasanuddin
♦ Kongres ke 25 di Makassar, dengan formatur Terpilih Fajar R Zulkarnaen
♦ Kongres ke 26 di Palembang, dengan formatur terpilih Arip Musthopa
♦ Kongres ke 27 Depok pada tanggal 5 - 10 November 2010, dengan formatur terpilih Noer Fadjriansyah.

[sunting] Kongres HMI MPO

♦ Kongres ke-16 di Yogyakarta pada tahun 1986, Ketua Umum : Eggy Sudjana
♦ Kongres ke-17 di Yogyakarta pada tanggal 5 Juli 1988, Ketua Umum : Tamsil Linrung
♦ Kongres ke-18 di Bogor pada tanggal 10 Oktober 1990, Ketua Umum : Masyhudi Muqarrabin
♦ Kongres ke-19 di Semarang pada tanggal 24 Desember 1992, Ketua Umum : Agusprie Muhammad
♦ Kongres ke-20 di Purwokerto pada tanggal 27 April 1995, Ketua Umum : Lukman Hakim Hassan
♦ Kongres ke-21 di Yogyakarta pada tanggal 28 Juli 1997, Ketua Umum : Imron Fadhil Syam
♦ Kongres ke-22 di Jakarta pada tanggal 26 Agustus 1999, Ketua Umum : Yusuf Hidayat
♦ Kongres ke-23 di Makassar pada tanggal 25 Juli 2001, Ketua Umum : Morteza Syafinuddin Al-Mandary
♦ Kongres ke-24 di Semarang pada tanggal 11 September 2003, Ketua Umum : Cahyo Pamungkas
♦ Kongres ke-25 di Palu pada tanggal 17 Agustus 2005, Ketua Umum : Muzakkir Djabir
♦ Kongres ke-26 di Jakarta Selatan pada tanggal 16 Agustus 2007, Ketua Umum : Syahrul Effendi Dasopang
♦ Kongres ke-27 di Yogyakarta pada tanggal 9 Juni 2009, Ketua Umum : Muhammad Chozin Amirullah
♦ Kongres ke-28 di Pekanbaru, Riau tanggal 14 - 19 Juni 2011, Ketua Umum : Alto Makmuralto

[sunting] Pranala luar

Selasa, 21 Februari 2012

Gaji Tak Dibayar, Buruh Rusunawa ‘Serbu’ DPRD

Gaji Tak Dibayar, Buruh Rusunawa ‘Serbu’ DPRD Cetak E-mail
Selasa, 21 Februari 2012
TANJUNGBALAI- Sedikitnya 60 orang buruh bangunan rumah susun sederhana (rusunawa) yang belum menerima upah dari kontraktor, ‘menyerbu’ Kantor DPRD Asahan, Selasa (20/2). Kepada anggota DPRD, buruh yang bekerja di Kelurahan Sungai Raja Kecamatan Sei Tualang Raso mengaku tidak menerima gaji selama dua bulan.
Buruh bangunan yang didominasi warga Tanjungbalai ini didampingi mahasiswa yang tergabung dalan Himpunan Mahasiswa Tanjungbalai-Asahan (HiMTA) dan Persatuan Mahasiswa Tanjungbalai (Permata) meminta DPRD untuk turut campur mencari solusi menyelesaikan permasalah gaji yang tidak jelas selama dua bulan bekerja.
Ade Agustami Lubis mewakili buruh mengatakan, sesuai Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan serta UUD 1945 menyatakan, setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakukan yang adil dan layak. Tidak dibayarkannya upah buruh yang bekerja merupakan pelanggaran serta tindakan yang tidak manusiawi.
Hal senada disampaikan, Raja Erwin dari Permata Tanjungbalai. PT Hasan Mas Pondasi yang merupakan sub kontraktor dari PT Java Perkasa yang mempekerjakan buruh untuk membangun rusunawa tetapi tidak memberikan upah yang tepat waktu serta sesuai dengan jumlah yang disepakati bersama harus ditindak tegas.
“Kami meminta DPRD untuk membantu para buruh mendapatkan haknya, karena setelah dua bulan bekerja hak buruh tidak jelas diberikan oleh pihak kontraktor,” kata Erwin.
Sementara salah seoarang buruh yang bekerja pada pembangunan rusunawa yang terletak di Sei Tualang Raso, Buhori, kepada DPRD menjelaskan, pihaknya sangat kesal dengan tindakan pihak kontraktor yang tidak memberikan hak buruh sesuai dengan perjanjian semula.
“Kami diupah harian seperti pada perjanjin awal serta menerima upah setiap hari Sabtu. Tetapi ternyata pihak kontraktor tidak menepati janji, bahkan ketika ditanya hanya dijawab dengan sabar. Tetapi masalahnya, bangunan sudah selesai, sehingga kami khawatir upah kami tidak terbayar, sehingga kami memutuskan untuk meminta bantuan kepada DPRD agar ikut campur,” kata Buhori.
Dijelaskannya, setelah bekerja seminggu pertama, pihak kontraktor hanya memberikan upah yang disebut sebagai pinjaman yang jumlahnya bervariasi antara Rp100 ribu sampai Rp150 ribu. Tetapi pihak kontraktor tidak pernah memberikan upah secara penuh, sampai dua bulan berjalan.
Mewakili DPRD Tanjungbalai, Hakim Tjoa Kien Lie mengatakan, pihaknya akan memanggil pihak kontraktor untuk mempertanyakan soal pengupahan buruh. Selain Hakim, beberapa anggota DPRD juga hadir seperti Surya Darma AR, Leaden Butarbutar, Danin Karokaro dan Encen Sitorus. 
 

Pukat Trawl Mengganas, Ratusan Nelayan Mengadu ke DPRD-SU


Pukat Trawl Mengganas, Ratusan Nelayan Mengadu ke DPRD-SU Cetak E-mail
Selasa, 21 Februari 2012
ASAHAN- Ratusan nelayan Tanjungbalai-Asahan kembali menyampaikan ancaman pukat trawl yang beroperasi di daerah tangkapan nelayan tradisional kepada DPRD Sumatera Utara yang diwakili H Khairul Fuad BA.
Dalam pertemuan yang digelar di Desa Asahan Mati Kecamatan Tanjungbalai Asahan, Senin (20/2) di Kantor Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Asahan, nelayan menyampaikan ketidakmampuannya untuk ‘menandingi’ pukat trawl yang dilengkapi alat tangkap modern.
“Jumlah mereka semakin banyak, sehingga menyulitkan nelayan tradisional hanya untuk sekadar menebar jaring. Sementara ketika kami laporkan kepada penegak hukum, tidak ada tindakan yang tegas,” kata Haidir, mewakili nelayan.
Anggota DPRD Sumatera Utara H Khairul Fuad didampingi Ketua HNSI Asahan H Dtm Edwar menjawab keluhan nelayan mengatakan, dirinya turut prihatin dengan keluhan nelayan tradisional yang terancam mata pencariannya karena ancaman pukat trawl.
“Kami himbau penegak hukum untuk tegas, serta menjadikan laut sebagai tempat yang aman dan adil untuk semua nelayan. Pembagian yang jelas soal wilayah tangkapan harus dipatuhi, penegak hukum harus melakukan pengawasan,” katanya.
Ditambahkannya, Dirjen Perikanan dan Kelautan sudah menerbitkan larangan pengoperasian pukat trawl karena bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Larangan terhadap beroperasinya pukat trawl hendaknya berkekuatan hukum, tetapi sebaliknya hukum itu diperalat untuk kepentingan kelompok tertentu dalam menguras habis habitat ikan di laut. Ke depan, jajaran aparat hukum harus benar-benar serius dalam melakukan penegakan hukum.
“Nelayan juga harus terus menerus membangun komunikasi serta merapatkan barisan untuk memperjuangkan hak,” kata Khairul.
Sementara Edwar mengatakan, HNSI sebagai wadah bernaungnya nelayan, akan terus menerus memperjuangkan nasib nelayan tradisional. Pihaknya telah melayangkan surat resmi keberbagai instansi terkait dalam penanganan masalah hukum di laut. Diharapkan, pengoperasian pukat trawl dapat dikurangi sehingga tidak menimbulkan dampak negatif yakni hilangnya mata pencarian masyarakat nelayan tradisional. 
 

Istri Korban Pembunuhan Temui Kapolres Asahan

Istri Korban Pembunuhan Temui Kapolres Asahan Cetak E-mail
Selasa, 21 Februari 2012
Pak Polisi, Tangkap Pembunuh Suamiku!
KISARAN-R Br Nainggolan, istri Poridin Pakar Silalahi centeng kebun Koperasi Bina Tani Mandoge yang dibunuh beberapa waktu lalu, menemui Kapolres Asahan AKBP Yustan Alpiasni, Senin (20/2). Dihadapan Kapolres, Br Nainggolan meminta polisi menangkap otak pelaku pembunuh suaminya.
(F.Susilawady)
Ratusan massa dari empat desa di sekitar lahan yang bersengketa antara SPI dan Kebun Koprasi Bina Tani Mandoge datangi Polres Asahan, Kantor DPRD dan Kantor Bupati Asahan memberi dukungan agar Polisi menangkap pelaku pembunuh Poridin Pakar Silalahi.
Br Nainggolan datang didampingi ratusan warga dari empat desa di kawasan yang bersengketa dengan anggota salah satu organisasi petani.
Salah seorang ibu yang ikut dalam rombongan ketika berorasi mengatakan, mereka sudah tidak tahan lagi atas ancaman oknum-oknum yang mengaku anggota organisasi petani. Sehingga sebahagian dari mereka ada yang meninggalkan rumah.
“Anakku masih kecil-kecil, aku takut diintimidasi. Kita bunuh istrinya, anaknya kita habisi dan rumahnya kita bakar. Itulah ancaman yang dilontarkan oknum organisasi. Demi keselamatan, rumahku kutinggalkan,” kata ibu itu sembari menangis.
Br Nainggolan berharap polisi segera menangkap pelaku yang tega menghabisi nyawa suaminya.
“Mereka di sana masih berkeliaran, mengapa mereka belum ditangkap? Sebelum pelaku ditangkap, aku dan anak-anak masih terancam. Terlebih adanya ancaman yang dilontarkan orang mengatasnamakan anggota organisasi petani,” katanya.
Kapolres Asahan AKBP Yustan Alpiani di hadapan istri Poridin berjanji menuntaskan kasus pembunuhan yang diduga melibatkan anggota organisasi petani.  “Kita akan proses orang-orang yang dianggap telah membunuh Poridin Pakar Silalahi. Hingga hari ini (kemarin, red) polisi sudah menetapkan tiga tersangka. Tidak tertutup kemungkinan tersangka bertambah,” katanya.
Dia menuturkan, pihaknya berharap ada kesaksian warga yang mengetahui dan melihat peristiwa pembunuhan Poridin. Sebab pihaknya tidak dapat bertindak bila tidak ada saksi kuat yang menyebutkan seseorang itu terlibat pembunuhan.
Kapolres juga meminta pihak keluarga serta warga yang tinggal di sekitar lahan sengketa untuk menahan diri dan tidak mudah terprovokasi guna menghindari pertumpahan darah.
Sebelumnya, ratusan warga dari empat desa dengan menumpang truk-truk bak terbuka mendatangi gedung DPRD dan kantor Bupati Asahan. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan ke Mapolres Asahan.
Dalam orasinya, warga menegaskan tidak menginginkan adanya pertumpahan darah di Desa Bangun.
“Kami sudah gerah melihat tingka laku oknum-oknum organisasi petani,” kata Kepala Dusun II Desa Bangun Sumardi saat berorasi.
Dijelaskan Sumardi, organisasi petani di Desa Bangun sudah mulai melanggar jalur. Mereka bertindak anarkis, memotong jalan masyarakat yang ingin ke lahannya, serta mengancam membunuh bila tanaman dirusak.
Hal senada disampaikan Kepala Desa Bangun Supardi. Menurutnya, sesuai pendataan tidak sedikit orang yang datang ke Desa Bangun yang tergabung di organisasi petani tanpa melapor kepada perangkat desa. Alhasil banyak pendatang tidak diketahui jelas apa maksud dan tujuannya ke Desa Bangun.
Dia menambahkan, bila masalah tersebut tidak ada solusi, dikhawatirkan bentrok antara organisasi petani dan masyarakat akan terjadi. Oleh sebab itu, pihaknya memohon kepada Polres Asahan untuk mengambil tindakan, sehingga bisa meredakan keadaan dengan menangkap semua pelaku pengeroyokan Poridin. Juga memberikan rasa aman kepada masyarakat.
Sekedar mengingkan, Poridin warga Huta II Desa Persatuan Kecamatan Pulo Rakyat, tewas dikeroyok puluhan petani. Pembantaian terjadi di lokasi perkebunan kelapa sawit Koperasi Bina Tani Mandoge Dusun I Desa Bangun, Jumat (20/1) sekitar pukul 14.00 WIB.
Kala itu, korban ditemukan sekarat di perkebunan kelapa sawit. Tubuhnya dipenuhi luka. Oleh warga yang menemukan, korban dilarikan ke Puskesmas Pulo Rakyat. Namun di perjalanan, korban meninggal dunia. Korban dipukuli menggunakan benda tajam dan benda tumpul oleh massa. Sementara dua rekannya berhasil melarikan diri.
 

Senin, 20 Februari 2012

RENUNGAN & DAKWAH ISLAM

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Bissmillahir rohmaanir rohiim.

''Baca-lah Ayat akursi sebelum Tidur''
...
Dari Abu Hurairah ra, Ia berkata:

''Rosulallah saw memerintahkan saya untuk menjaga harta Zakat fitrah.
Lalu datanglah pencuri mengambil makanan dan aku dapat menangkapnya.

Ku katakan padanya: "Akan ku laporkan engkau kpda Rosulallah SAW''

Dia berkata: ''Sungguh saya sangat memerlkan, krna saya mempunyai tanggungan keluarga dan keperluan saya ini sangat mendesak''

Saya pun melepaskan nya.
Sehingga esok paginya Rosulallah bertanya: ''Wahai Abu Hurairah, apayg memudahkan engkau untuk berbuat seperti malam tadi.??''

Saya menjawab: ''Wahai Rosulallah, dia mengadukan keperluan keluarganya, sehingga saya merasa kasihan dan melepaskan nya''

Beliau (Rosulallah) bersabda: ''Sesungguhnya dia berdusta dan akan datang lagi''

Maka saya yakain bahwa dia akan datang lagi sebagaimana yang dikatakan Rosulallah.
Sehingga saya mengintainya.
Maka datanglah dia untuk mencuri makanan.

Kemudian saya katakan padanya: ''Sungguh aku akan laporkan engkau kepada Rosulallah saw''

Dan dia berkata: ""lepaskan-lah saya, krna saya sngat memerlukan dan mempunyai tanggungan keluarga, saya berjanji tidak akan kembali lagi''

Saya pun merasa kasihan dan melepaskan nya lagi.
Pagi harinya Rosulallah bersabda: ''Wahai Abu Hurairah,apakah yang memudahkan engkau berbuat seperti tadi malam.??''

Saya berkata: ''Wahai Rosulallah, dia mengadukan keperluan keluarganya, sehingga aku merasa kasihan dan melepaskan nya''

Beliau bersabda: ''Sungguh dia berdusta dan akan kembali seperti semula (tadi malam)''

Maka saya mengintainya untuk yang ketiga kalinya.

Datanglah dia untuk mencuri makanan. kemudian aku dapat menangkapnya dan mengatakan: ''Sungguh aku akan laporkan engkau kepada Rosulallah saw, ini adalah terakhir kali dimana engkau sudah tiga kali berjanji untuk tidak kembali, tetapi engkau kembali juga..!!''

Kemudian dia berkata: ''Lepaskanlah saya, sungguh saya akan mengajarkan kamu beberapa kalimat yang dapat bermanfaat bagi-mu''

Saya berkata: ''Apakah itu..??''

Dia menjawab: ''Apa bila engkau berangkat tidur, maka bacalah Ayat Kursi, karena Ia (Ayat Kursi) akan selalu menjaga-mu, bahkan syetan-pun tidak dapat mendekati-mu hingga pagi hari..''

Maka aku melepaskan nya.
Besok paginya Rosulallah bersabda: ''Apakah yang mendorong engkau berbuat seprti itu malam tadi..??''

Saya menjawab: ''Wahai Rosulallah, sungguh dia telah mengajarkan aku beberapa kalimat yang dapat bermanfaat bagi-ku, sehingga aku melepaskan nya.''

Beliau bersabda: ''Apakah kalimat itu..??''

Aku menjawab: ''Dia berkata kpada ku, apa bila berangkat tidur, bacalah Ayat Kursi dari awal hingga akhir Ayat, dan dia mengatakan bahwa kalimat itu akan selalu menjaga ku dari syetan, dimana dia tidak dapat mendekati ku hingga pagi hari.''

Rosulallah bersabda: "Sungguh kali ini dia berlaku "Jujur" kpadamu, walau dia pendusta. Tahuakh engaku siapa orang yang berbicara kpada engkau selama tiga malam tersebut wahai Abu Hurairah..??''

Saya menjawab: ""Tidak.''

Beliau bersabda: ''Itulah syetan.''
(HR. Bukhari)..

------ >@< ------


''Maka senantiasa bacalah Ayat Kursi sebelum tidur, agar syetan tidak akan dapat mendekati kita sehingga esok hari ketika kita bangun tidur..!!''

Semoga kisah Abu Hurairah ra tadi bisa bermanfaat bagi kita semua.''

Waallahu A'lam Bishshowab..

Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh...

RENUNGAN & DAKWAH ISLAM

“Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh”

♥ KISAH NYATA,,
RENUNGAN KITA SEMUA,,
DIMANAKAH HATI NURANI..??
...
“Seorang Ayah Menggendong Mayat Anaknya Dari RSCM Ke Bogor Karena Tak Mampu Bayar Ambulan... !!”

Kisah Nyata ..!!!
Terjadi Di Jakarta !!!
“Seorang Ayah Menggendong Mayat Anaknya Dari RSCM Ke Bogor Karena Tak Mampu Bayar Ambulan !!
Penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) jurusan Jakarta – Bogor pun geger minggu (5/6).
Sebab, mereka tahu bahwa seorang pemulung bernama Supriono (38 thn) tengah menggendong mayat anak, Khaerunisa (3 thn).”

“Supriono akan memakamkan si kecil di kampung Kramat, Bogor dengan menggunakan jasa (KRL). Tapi di stasiun tebet, Supriono dipaksa turun dari kereta, lantas dibawa ke kantor polisi karena dicurigai si anak adalah korban kejahatan.
Tapi di kantor polisi, Supriono mengatakan si anak tewas karena penyakit muntaber.
Polisi belum langsung percaya dan memaksa Supriono membawa jenazah itu ke RSCM untuk diautopsi.”

“Di RSCM, Supriono menjelaskan bahwa khaerunisa sudah empat hari terserang muntaber.
Dia sudah membawa khaerunisa untuk berobat ke puskesmas kecamatan Setiabudi.
“Saya hanya sekali bawa khaerunisa ke puskesmas, saya tidak punya uang untuk membawanya lagi ke puskesmas, meski biaya hanya Rp 4.000,- saya hanya pemulung kardus, gelas dan botol plastik yang penghasilannya hanya Rp 10.000,- per hari..” Ujar bapak 2 anak yang mengaku tinggal di kolong perlintasan rel KA di Cikini itu.
Supriono hanya bisa berharap Khaerunisa sembuh dengan sendirinya. Selama sakit khaerunisa terkadang masih mengikuti ayah dan kakaknya, Muriski Saleh (6 thn), untuk memulung kardus di Manggarai hingga Salemba, meski hanya terbaring digerobak ayahnya.”

“Karena tidak kuasa melawan penyakitnya, akhirnya Khaerunisa menghembuskan nafas terakhirnya pada minggu (5/6) pukul 07.00.
Khaerunisa meninggal di depan Sang Ayah, dengan terbaring di dalam gerobak yang kotor itu, di sela-sela kardus yang bau.
Tak ada siapa-siapa, kecuali sang bapak dan kakaknya.
Supriono dan muriski termangu.
Uang di saku tinggal Rp 6.000,- tak mungkin cukup beli kain kafan untuk membungkus mayat si kecil dengan layak, apalagi sampai harus menyewa ambulans.
Khaerunisa masih terbaring di gerobak. Supriono mengajak Musriki berjalan mendorong gerobak berisikan mayat itu dari Manggarai hingga ke stasiun tebet, Supriono berniat menguburkan anaknya di kampong pemulung di kramat, Bogor.
Ia berharap di sana mendapatkan bantuan dari sesama pemulung.“

“Pukul 10.00 yang mulai terik, gerobak mayat itu tiba di stasiun tebet.
Yang tersisa hanya-lah sarung kucel yang kemudian dipakai membungkus jenazah si kecil. Kepala mayat anak yang tercinta nya itu dibiarkan terbuka, biar orang tak tahu kalau Khaerunisa sudah menghadap sang Khalik.
Dengan menggandeng si sulung yang berusia 6 thn, Supriono menggendong Khaerunisa menuju stasiun. Ketika (KRL) jurusan bogor datang, tiba-tiba seorang pedagang menghampiri Supriono dan menanyakan anaknya. Lalu dijelaskan oleh Supriono bahwa anaknya telah meninggal dan akan dibawa ke Bogor spontan penumpang (KRL) yang mendengar penjelasan Supriono langsung berkerumun dan Supriono langsung dibawa ke kantor polisi Tebet.
Polisi menyuruh agar Supriono membawa anaknya ke RSCM dengan menumpang ambulans hitam.”

“Supriono ngotot meminta agar mayat anaknya bisa segera dimakamkan.
Tapi dia hanya bisa tersandar di tembok ketika menantikan surat permintaan pulang dari RSCM.
Sambil memandangi mayat Khaerunisa yang terbujur kaku.
Hingga saat itu Muriski sang kakak yang belum mengerti kalau adiknya telah meninggal masih terus bermain sambil sesekali memegang tubuh adiknya.
Pukul 16.00, akhirnya petugas RSCM mengeluarkan surat tersebut, lagi-lagi karena tidak punya uang untuk menyewa ambulans, Supriono harus berjalan kaki menggendong mayat Khaerunisa dengan kain sarung sambil menggandeng tangan Muriski. Beberapa warga yang iba memberikan uang sekadarnya untuk ongkos perjalanan ke Bogor.”

Para pedagang di RSCM juga memberikan air minum kemasan untuk bekal Supriono dan Muriski di perjalanan.”

“Psikolog Sartono Mukadis menangis mendengar cerita ini dan mengaku benar-benar terpukul dengan peristiwa yang sangat tragis tersebut, karena masyarakat dan aparat pemerintah saat ini sudah tidak lagi perduli terhadap sesama.
“Peristiwa itu adalah dosa, masyarakat yang seharusnya kita bertanggung jawab untuk mengurus jenazah Khaerunisa.
Jangan bilang keluarga Supriono tidak memiliki KTP atau KK atau bahkan tempat tinggal dan alamat tetap.
Ini merupakan tamparan untuk bangsa Indonesia,” Ujarnya...

` ` ` ` ` ` `

“Astaghfirullah,,, dimana hati Nurani Manusia,,,???”

“Silahkan share dan sebarkan kisah ini,
Agar pemerintah mengetahui Nasib Rakyat yang tidak mampu,,!”


Lihat Selengkapnya

Situasi Iran Saat Ini, Laporan Update dari Tehran, Iran

Luar Negeri

Jadikan Teman | Kirim Pesan

Sifa Sanjurio

Perempuan asli Cianjur Jawa Barat Indonesia yang sedang kuliah di University of Tehran, Iran, Jurusan Politik Iran. Sebelumnya kuliah di UI jurusan Politik Timur Tengah, sebelumnya lagi kuliah di UIN Jakarta jurusan Theologi... Bercita cita ingin membahagiakan Ummi tercinta... Wish me Luck yaaaaa

Situasi Iran Saat Ini, Laporan Update dari Tehran, Iran

HL | 08 February 2012 | 01:17 9316 269 4 dari 9 Kompasianer menilai menarik

13286514521127959539
Para perempuan yang sedang mengantri untuk masuk kedalam kampus Universitas Tehran, dengan pengamanan ketat juga tentunya. 2 jam sebelum Khotbah Jumat dimulai
Mungkin dalam bayangan anda, situasi Iran saat ini berbahaya, mencekam, menakutkan, mengkhawatirkan, karena perang ‘diramalkan’ sudah semakin dekat, juga embargo yang sudah kesekian kalinya dijatuhkan, pasti membuat negeri yang mayoritas Islam Syiah ini porak poranda tak menentu.
Tetapi Kenyataannya seperti apakah…?
Ternyata jauh dari bayangan anda, semakin ramai berita tentang negara ini, baik itu tentang nuklirnya, pembunuhan ahli nuklirnya, embargo yang semakin menjadi jadi, juga persiapan perang yang telah dipersiapkan oleh kedua belah pihak yang berseteru, tidak membuat masyarakat dunia termasuk masyarakat Indonesia takut untuk pergi ke Iran.
Percaya atau tidak, dalam dua bulan terakhir ini, saya kedatangan banyak tamu dari Indonesia yang notabene; Dosen saya, teman saya, temannya teman saya, termasuk teman yang baru saya kenal, karena membaca tulisan saya di Kompasiana (Top Banget deh Kompasiana..). Semua datang kesini dengan bermacam tujuan, kebanyakan dari mereka datang dengan tujuan menghadiri seminar internasional, short course, bisnis, dan satu lagi karena ingin menjadi “hero” dengan mengunjungi negara negara “berbahaya atau rawan konflik” seperti Iran dan Afghanistan. Dan tahukah anda, teman saya yang datang dengan tujuan terakhir ini, merasa gagal menjadi “hero”, karena ternyata negara yang dalam ‘benaknya’ berbahaya dan rawan konflik itu bohong belakaaaa… dia sudah termakan berita berita yang tidak benar, yang sengaja terus digencarkan oleh sang penguasa jagad ini.. (tahu kan siapa?). dalam “testimoni” nya tentang Iran dia menulis: sungguh Iran negara yang cantik, negara maju, punya Metro (Kereta bawah tanah), Indonesia kapan ya punya Metro?, Jalanannya bersih, kok mirip Eropa ya? Negara empat musim, Bersalju pula… so Nice Country. Lanjutnya, pantesan saja negara adi kuasa dan konconya itu tidak terima Iran menjadi Negara Maju, sampai diembargo berapa kali, tetap saja masih bisa hidup. Terakhir opsi perang itu sudah ke berapa kali nya diperingatkan, Tetapi sampai sekarang mereka ga berani tuh… selorohnya..
Iran Makin Gencar Mengadakan Acara acara bertaraf Internasional
Beberapa orang dosen saya yang datang ke Iran dalam rangka mengikuti Short Course atau Kursus Pendek, tentang Filsafat (Iran, negara yang terkenal dengan para pemikir Filsafat dan Irfan nya, dan diakui oleh seluruh dunia. Maka wajar, short course ini diikuti oleh berbagai negara, termasuk Amerika, Inggris, Jepang, Rusia, etc..). Kursus ini memakan waktu sebulan, dan seluruh peserta Kursus adalah Ilmuwan atau pemikir Filsafat pilihan dari negara masing masing, yang sengaja diundang oleh Iran, dengan fasilitas yang menurut saya istimewa, semua serba gratis. Memang nikmat ya menjadi orang pinter dan berilmu pengetahuan itu. Seperti  contohnya, Bapak Husein Heriyanto, wakil dari Indonesia, beliau adalah Dosen Filsafat Universitas Indonesia, yang juga notabene guru saya.
Selain itu, ada juga Short Course Ekonomi Islam. Di Iran, Ekonomi Islam, termasuk didalamnya Perbankan Islam, ternyata tidak “seheboh” di Indonesia. Disini tidak ada istilah Ekonomi Syariah atau pun Bank Syariah. Mungkin karena negaranya sudah Negara Islam ya, jadi semua memang sudah syariah. Tetapi yang menarik, seperti yang dituturkan Dosen Hukum Universitas Indonesia, Dr. Gemala Dewi, LL.M. yang menjadi salah satu peserta kursus yang memakan waktu sebulan itu menyebutkan, bahwa Bank di Iran seperti halnya Bank konvensional di Indonesia, memakai sistem bunga, dan dibolehkan, dengan alasan, bunga tersebut dipakai untuk keperluan kesejahteraan negara. Dan perlu diketahui sekarang ini bunga bank semakin naik, termasuk bunga deposito yang mencapai 20 % (ayo siapa yang mau mendepositokan uangnya disini, bisa melalui saya..)
Belum genap sebulan saya didatangi dosen dosen tersebut diatas, saya sudah ditelp dari Jakarta oleh dosen saya selanjutnya yang notabene Pemimpin Redaksi sekaligus Owner dari Majalah Alo Indonesia (Majalah berbahasa Arab Pertama di Indonesia), Prof. Dr. Nabilah Lubis. Beliau akan menghadiri  The International Festival of Muslim Women’s Print Media pada tanggal 7 – 12 Januari 2012 kemarin. Berbeda dengan acara short course, pada Festival ini saya ikut berpartisipasi langsung, karena saya didaulat menemani dosen saya tersebut, yang usianya sudah hampir 70 tahun, tetapi semangat dan pemikiran serta idenya patut diacungi empat jempol. Selain dosen saya tersebut, perwakilan dari Indonesia juga diwakili oleh Pemimpin Redaksi Majalah Paras, Indriyani Permatasari, yang notabene teman dekat saya dulu di kampus UIN Jakarta, ketika sama sama menjadi wartawan kampus sepuluh tahun yang lalu. Dalam Festival ini, saya banyak sekali mendapatkan ilmu tentang jurnalistik atau pun media, terutama media khusus perempuan. Dihadiri oleh lebih dari sepuluh negara, dan hasil dari pertemuan ini diantaranya adalah perlunya dibentuk wadah atau media khusus untuk perempuan muslim di seluruh dunia, yang nantinya akan menampung seluruh aspirasi perempuan dimana pun berada, terlepas dari agama, suku, bangsa dan ras nya.
Dari kiri ke kanan, Indri Permatasari, Prof. Nabilah Lubis, Sifa Sanjurio
Indri Permatasari, Prof. Nabilah Lubis, Sifa Sanjurio.
Belum genap seminggu pula dari kepulangan Prof. Nabilah Lubis dan sahabat saya tersebut ke Indonesia. Prof. Nabilah mengirimkan sms kepada saya, bahwa puteranya, Ustadz Sabri Lubis, sebentar lagi akan ke Tehran menghadiri Kongres Pemuda Islam seluruh dunia.  Woww surprise….
Dan benar saja, pada tanggal 28 – 29 Januari 2012 di Tehran dilaksanakan International Islamic Awakening and Youths Conference yang dihadiri oleh seluruh pemuda Islam dari 72 negara. Tetapi sayang, Ustadz Sabri Lubis tidak jadi ikut acara ini, karena sesuatu hal. Tetapi tetap Indonesia mengirimkan pesertanya, diantaranya Ustadz Hasan Daliel.
Tidak berhenti disini, kembali Tehran mengadakan acara internasional selanjutnya, yaitu Congress on Islamic Awakening Literature pada tanggal 5 Februari 2012 kemarin selama dua hari.
Juga tanggal 16 Februari 2012, Iran menjadi penyelenggara sekaligus tuan rumah untuk “Tournament Badminton Iran Challenge” yang akan dihadiri oleh 24 negara.
Note: Sekarang seluruh pelatih Tim Nasional Badminton Iran yang semuanya berkewarganegaraan Indonesia (Mereka semua adalah pahlawan, yang mengharumkan nama INDONESIA di kancah dunia internasional, melalui olahraga Badminton), sedang sibuk sibuknya melatih dan menyeleksi anak buahnya yang akan bertanding pada liga tersebut. Oh ya, diantara pelatih Badminton kita yang disini merupakan kompasianer juga lho… , silahkan tebak, siapakah dia?
Kamis, tanggal 2 Februari 2012 kemarin, saya mendapat berita bahwa KBRI di Tehran menerima tamu dari Bio Farma Indonesia, juga Tim Nasional Futsal kita, yang akan bertanding di Tehran. Sayang sampai berita kekalahan Tim Futsal kita yang saya lihat di Televisi, tidak ada pemberitahuan resmi atau undangan nonton bersama, atau kumpul bersama, layaknya Tim Nasional Sepak Bola yang bertanding melawan Timnas Iran, September 2011 lalu. Padahal kalau ada undangan nonton bersama, apapun yang terjadi, saya akan menjadi penonton setia Timnas Futsal kita. Dan saya akan kabarkan ke seluruh dunia, apapun itu hasilnya.
Terakhir tamu saya di Iran adalah teman nya teman baik saya, datang ke Iran karena bisnis alias urusan pekerjaan.
Tidak hanya disini saja, nanti ada beberapa teman dan guru saya yang berencana datang ke Iran, antara bulan Maret sampai Agustus 2012, dari sekarang mereka sudah mendaulat saya untuk menjadi “Guide” buat mereka, dan saya sanggupi dengan senang hati.
Senangnya ditengokin oleh saudara saudara setanah air. Inilah yang membuat adik saya yang sedang kuliah di Moscow Rusia iri, karena jarang sekali ditengokin…
Kesan dan Pesan Tamu tamu saya tentang Iran
Rakyat Iran, meyakini seratus persen bahwa perang sama sekali tidak akan terjadi. Dan menganggap sepele semua masalah yang sekarang sedang panas diperbincangkan di bagian dunia sana. Jadi kita yang notabene “orang asing” disini santai juga menyikapinya dan perasaan pun lebih tenang. Itu pun yang dirasakan oleh dosen dan teman teman saya yang datang kesini, mereka takjub, heran, ternyata Iran tidak seperti yang mereka bayangkan sebelumnya, tidak menyangka bahwa Iran adalah negara yang aman, tidak terlihat penjagaan ketat dimana mana, baik itu tentara atau tank tank nya yang siap memuntahkan pelurunya, kotanya bersih, dan mempunyai empat musim pula (Musim Semi, Musim Panas, Musim Gugur, Musim Dingin), karena kebanyakan dari mereka mengira bahwa Iran sama dengan negara Arab yang panas dan gersang, kenyataannya di jalan jalan utama Iran, kita dengan mudahnya menemukan pohon pohon besar yang umurnya sudah tahunan, akarnya didalam sungai sungai kecil yang mengalir sepanjang jalan utama kota Tehran. Apalagi bulan Januari Februari ini adalah masih musim dingin, saat salju turun dengan indahnya bak kapas kapas putih bersih beterbangan bebas dari angkasa ke bumi Tuhan semesta alam yang fana, tetapi kita dibuat terlena dengan ke’fana’annya.
Kapan saya Kuliahnya, kok mendampingi tamu terus..?
Kuliah saya hanya dua hari dalam seminggu, meskipun tugas tugasnya selangit, ditambah hari libur resmi disini banyak sekali, bahkan lebih banyak daripada di Indonesia. Pandainya kita berbagi waktu saja, sehingga kita tidak terlena dengan waktu bebas yang ada. Sebab itu pula lah saya sering punya banyak waktu untuk menemani para tamu saya terhormat dari Indonesia yang datang kesini.
Untuk libur di Iran, Saya beri contoh, semester yang lalu saya masuk awal Oktober 2011 (pasca liburan musim panas, 3 bulan) Pertengahan Bulan Januari selesailah kuliah semester pertama, setelah libur beberapa minggu, awal Februari ini masuk kuliah semester dua, akhir Maret nanti sudah akan libur lagi selama tiga minggu, menyambut Tahun Baru Iran, Sekaligus menandakan awal musim Semi. Akhir April kembali masuk kuliah sampai akhir Juni, libur lagi 3 bulan… Musim Panas. Dan seterusnya demikian.
Liburan yang saya sebutkan semua diatas, termasuk “Great Holiday”, belum libur tanggal merah yang cuma sehari dua hari, seperti Hari Kemenangan Revolusi Islam Iran, Hari lahir dan wafatnya serta Isra Mikrajnya Nabi Muhammad Saw, Hari lahir dan wafatnya sebagian para Imam maksumin, dan lain lain. Coba bayangkan, apa tidak banyak liburan kita disini? Hehehe…
Shalat Jumat bersama Pemimpin Tertinggi Iran
Jumat kemarin tanggal 3 Februari 2012, seperti biasa Shalat Jumat di Universitas Tehran, tepatnya di sebuah bangunan besar beratap tetapi tanpa dinding, yang sudah berpuluh puluh tahun dipakai untuk Shalat Jumat.
1328638173167496573
Bangunan tempat Shalat Jumat di dalam Universitas Tehran, hanya untuk jamaah lelaki saja, sedangkan jamaah perempuan di samping kanan bangunan, yang merupakan jalan umum dan halaman Fak. Hukum dan Politik.
Kali ini Shalat Jumatnya luar biasa, istimewa, karena diimami oleh Rahbar (Pemimpin tertinggi Negara Republik Islam Iran. Kedudukan Presiden Ahmadinejad adalah dibawahnya beliau. Inilah salah satu ciri dari sistem pemerintahan Islam Iran yang terkenal dengan nama Wilayah al Faqih nya, dimana kedudukan Ulama lebih tinggi daripada Presiden) Ayatullah Khamenei. Banyak sekali masyarakat Tehran dan sekitarnya, juga masyarakat luar Tehran, perempuan laki laki, tua muda, datang ke kampus Universitas Tehran (untuk masuk ke dalam kampus pun ketat sekali, tidak diperbolehkan membawa HP atau alat elektronik lainnya. yang “ngantri” ribuan. bagi mereka yang sudah tidak sabar, maka mereka gelar sendiri sajadah di pinggir bahkan di tengah jalan raya, sehingga penuhlah jalan dengan orang orang yang shalat berjamaah) . Karena banyaknya yang datang, kampus tidak bisa lagi menampung jamaah shalat jumat yang berjumlah ribuan itu, akhirnya mereka shalat di luar kampus, di jalan jalan raya sampai di taman (Park e Laleh) yang dekat dengan lingkungan kampus, penuuuh sesak oleh jamaah, mereka membawa koran, sajadah atau alas tikar lainnya. Memang, kedatangan Rahbar selalu dinanti nanti oleh kebanyakan rakyat Iran. Tak heran keamanan pun diperketat, Polisi polisi sudah berjaga jaga sejak pukul 9 pagi di jalan jalan utama menuju kampus Universitas Tehran, Busway yang biasa lewat didepan kampus, jam 10 pagi sudah ditutup. Alhasil, jalanan lengang, kosong, taksi atau mobil pribadi jalurnya dipindah ke jalur yang lain. Helikopter pun telah menari nari dan terus menari nari sampai acara shalat jumat selesai, sekitar pukul tiga sore.
Rakyat dibuat melek politik
Khotbah jumat dimulai sekitar pukul 11. waktu Tehran, jeda waktu dari khotbah ke pelaksanaan Shalat Jumat sekitar satu jam lebih. anda bisa bayangkan, bagaimana dinginnya (sekarang di Iran musim dingin, sampai nanti akhir Maret), waktu itu suhu diluar sekitar minus 5, dingiiin sekali, tetapi tidak mengurangi kekhusyuan para jamaah.
Pemimpin agama di Iran atau di Indonesia sering disebut dengan Ustadz, tidak hanya mengerti agama an sich tetapi mengerti juga politik, inilah yang disebut dengan negara Islam, dimana tidak ada pemisahan antara agama dan politik. Termasuk dalam Khotbah Jumat Rahbar kemarin yang menyinggung masalah politik dalam negeri dan politik luar negeri negara negara yang sedang berkecamuk, seperti Bahrain, Yaman dan Mesir. Tidak lupa, Rahbar pun menyinggung musuh musuh Iran seperti Amerika, Israel, Inggris dan sekutunya, di tengah tengah khotbah beliau, sering sekali jamaah shalat jumat dengan serempak tanpa ada komando berteriak; Margh bar Zedde Velayati Faqih..!! Margh bar Omriko..!! Margh bar engilis..!! Margh bar Monafiqina Koffar..!! Margh bar Israel..!! yang artinya: Mampuslah orang yang benci sistem Velayat Faqih..!!, Mampuslah Amerika..!! Mampuslah Inggris..!! Mampuslah orang orang Munafik dan Kafir..!! Mampuslah Israel..!!.
Bulu kuduk saya merinding, menyaksikan fenomena seperti ini, sudah dua kali saya menghadiri shalat jumat bersama Rahbar di tempat yang sama pula, dan tidak ada bedanya dengan yang lalu, tetap penuh semangat dengan musuh dan yel yel yang tetap sama pula, tidak berubah. Seperti biasa, saya mulai membayangkan kalau kejadian seperti ini, terjadi di negara saya tercinta, dimana rakyat dan pemimpinnya bersatu padu, melawan musuh yang nyata nyata akan merusak serta menghina kedaulatan negaranya. Pertolongan Allah Swt pasti lah akan datang, dan musuh pun tentunya akan ketakutan. Lihatlah seperti yang sekarang terjadi di Republik Islam Iran ini.

Like Button

Comments

Video Gallery Saya

Kata-Kata Motivasi

http://www.yahoomessenger.com/t.fachruza
http://www.facebook.com/Ade Ground
http://www.twitter.com/TFachruza
http://www.cbox.ws/adeandika