WELLCOME TO MY BLOG

My Games

Pusat hosting

Add This

Kamis, 09 Juni 2011

Bid’ah Dzikir Berjamaah

Bid’ah Dzikir Berjamaah
penulis Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamaal Al-Bugisi
Syariah Kajian Utama 10 - Agustus - 2004 21:58:23
Sesungguh di antara ni’mat yg Allah berikan kepada manusia adl dgn disempurnakan agama ini agama yg dengan Rasulullah shallallah aialihi wasallam diutus membawa risalah dari Allah Ta’ala. Sehingga ketika manusia menghadapi problema hidup sepantas ia merujuk kepada Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yg shahih. Sebagaimana dikatakan Ibnul Qayyim rahimahullah: “Keni’matan yg mutlak adl yg berkelanjutan berupa kebahagiaan yg abadi yaitu ni’mat Islam dan As Sunnah.”
Di sisi lain para setan di bawah kepemimpinan Iblis terlaknat juga tdk akan pernah berhenti utk melakukan tipu daya dgn berbagai rayuan manis sehingga menampakkan kebatilan seperti sebuah kebenaran yg tdk perlu diragukan. Allah Ta’ala berfirman:
أَفَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوْءُ عَمَلِهِ فَرَآهُ حَسَنًا
“Maka apakah orang yg menganggap baik pekerjaan yg buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik ?”
Dan firman-Nya:
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِاْلأَخْسَرِيْنَ أَعْمَالاً. الَّذِيْنَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدَُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُوْنَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُوْنَ صُنْعاً
“Katakanlah: ‘Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang2 yg paling merugi perbuatannya? Yaitu orang2 yg telah sia-sia perbuatan dlm kehidupan dunia ini sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat yg sebaik-baiknya’.”
Namun seiring dgn muncul kesesatan dan penyimpangan tersebut akan tetap muncul para pembela sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yg menjelaskan kesesatan orang2 yg mencampuradukkan antara yg haq dan yg batil. Juga membendung orang ataupun kelompok yg senantiasa mengaburkan dakwah yg benar yg dibawa oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan para shahabatnya.
Di antara golongan yg menyimpang dari petunjuk Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan para shahabat adl kaum Sufiyah. Aliran ini telah banyak memberikan ‘kontribusi’ kepada Islam dgn beragam bid’ah yakni berupa model-model ibadah yg tdk ada asal dlm syariat. Parah lagi tiap tarekat sufi mempunyai cara dan model tersendiri yg berbeda dgn kelompok sufi lain tergantung bagaimana pemimpin mereka membuatnya.
Contoh yg paling nyata dan ‘terkini’ adl model dan cara berdzikir ala Arifin Ilham seorang tokoh sufi yg berasal dari Banjarmasin. Dengan gaya bahasa dan tutur kata yg ‘lembut’ ia mampu memikat sekian banyak orang utk ikut serta dlm acaranya. Pria wanita tua muda politikus maupun orang kebanyakan tdk ketinggalan utk terlibat di dlm amalan yg disebut sebagai dzikir taubat dan semacamnya. Secara berjamaah dibacalah apa yg disebut dzikir itu dgn suara keras diikuti suara tangisan sambil menggerak-gerakkan anggota tubuh. tdk ketinggalan utk dibaca asmaul husna shalawat Nabi dan beberapa ayat Al Qur’an dgn cara serupa suatu model yg sama sekali tdk pernah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yg telah beliau sebut dgn BID’AH.
Pengertian Bid’ah
Bid’ah telah didefinisikan Al-Imam Asy-Syathibi rahimahullah dlm kitab Al-I’tisham: “Suatu jalan yg diada-adakan di dlm agama yg ingin menyamai syariat yg dimaksudkan utk berlebih-lebihan dlm beribadah kepada Allah Azza Wajalla.”
Dan beliau membagi menjadi dua bagian:
Pertama: Bid’ah haqiqiyyah yaitu bid’ah yg sama sekali tdk didasari dgn dalil yg syar’i tdk terdapat dlm Al Qur’an tdk pula dlm As Sunnah. Dan tdk pula dlm ijma’ maupun qiyas serta tdk berdasarkan pendalilan yg benar menurut ahli ilmu baik secara global maupun terperinci.
Kedua: Bid’ah idhafiyyah yaitu bid’ah yg memiliki dua unsur. Unsur pertama berhubungan dgn dalil. Dari sisi ini belum merupakan bid’ah. Namun dari unsur yg lain tdk ada hubungan dgn dalil dan persis seperti bid’ah haqiqiyyah. Dan hal ini terkadang disebabkan krn ada tambahan dlm cara mengerjakan waktu dan tempat yg tdk sesuai dan sebagainya.
Dari pembagian tersebut jelaslah bahwa tdk semua amalan yg asal dibangun di atas dalil menjadi perkara yg disyariatkan secara utuh dari segala sisi. Namun harus dilihat dari cara tempat waktu dan jumlahnya. Berkata As-Suyuthi rahimahullah dlm kitab Al-Amru bil Ittiba’ ketika menyebutkan bahwa sebagian bid’ah terkadang disangka oleh mayoritas kaum muslimin sebagai ibadah ketaatan dan cara mendekatkan diri kepada-Nya:
“Bagian yg kedua: Ada yg dianggap oleh sebagian manusia sebagai amalan taat dan mendekatkan diri padahal tdk demikian. Apakah meninggalkan amalan tersebut lbh afdhal dari melakukan yaitu apa-apa yg telah diperintahkan oleh syariat pada satu bentuk di antara sekian bentuk pada waktu yg khusus atau tempat tertentu seperti puasa di siang hari ataukah thawaf di Ka’bah? Ataukah memerintahkan kepada seseorang tanpa yg lain seperti yg Nabi shallallahu alaihi wsalallam khususkan dlm beberapa perkara mubah atau beberapa keringanan? mk orang yg bodoh mengqiyaskannya. Kemudian diapun melakukan padahal hal tersebut terlarang atau mengqiyaskan sebagian bentuk dgn lain tanpa membedakan tempat dan waktu.”
Di sini kami akan memberikan beberapa contoh tentang hal tersebut:
1} Membaca Al Qur’an merupakan ibadah yg mulia dan banyak keutamaan sebagaimana disebutkan dlm Al Quran dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Cukuplah kami sebutkan di antara adl hadits yg diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dlm Shahih- dari hadits Abu Umamah radhiallahu anhu. Ia berkata: Aku telah mendengar Rasululllah shallalahu alaihi wasallam bersabda:
اقْرَؤُوا الْقْرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا لأَصْحَابِهِ
“Bacalah kalian Al Qur’an krn sesungguh dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat kepada para ahlinya.”
Meski keutamaan besar membaca Al Qur’an ternyata dilarang oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika dilakukan di saat sujud maupun ruku’ dlm shalat. Sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dlm Shahih- dari hadits Ibnu ‘Abbas radhiallahu anhuma bahwa Rasululah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
أَلآ إِنِّيْ نُهِيْتُ أَنْ أَقْرَأَ الْقُرْآنَ رَاكِعًا أَوْ سَاجِداً فَأَمَّا الرُّكُوْعُ فَعَظِّمُوْا فِيْهَ الرَّبَّ وَأَمَّا السُّجُوْدُ فَاجْتَهِدُوْا فِي الدُّعَاءِ فَقمن أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ
“Ketahuilah bahwa aku dilarang membaca Al Qur’an dlm keadaan ruku’ maupun sujud. Adapun ruku’ mk agungkanlah Rabb kepadanya. Adapun sujud mk bersungguh-sungguhlah dlm berdo’a mk selayaknyalah dikabulkan bagi kalian.”
2} Demikian pula shalat yg merupakan sebaik-baik perkara dan termasuk amalan yg paling afdhal sebagaimana yg disabdakan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
الصَّلاَةُ خَيْرُ مَوْضُوْعٍ
“Shalat adl sebaik-baik perkara.”
Namun ternyata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang shalat pada waktu-waktu tertentu. Sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma. Ia berkata:
شَهِدَ عِنْدِيْ رِجَالٌ مَرْضِيُّوْنَ وَأَرْضَاهُمْ عِنْدِيْ عُمَرُ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنِ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَجْرِ حَتَّى تَطَّلِعَ الشَّمْسُ وَبَعْدَ الْعَصْرِ حَتَّى تَغِيْبَ الشَّمْسُ
“Telah bersaksi di sisiku beberapa orang yg diridhai dan yg paling aku ridha adl ‘Umar bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang shalat setelah fajar hingga terbit matahari dan setelah ‘Ashar hingga terbenam matahari.”
Maka cukuplah dua contoh ini mewakili yg lain dlm menjelaskan bahwa amalan ibadah merupakan perkara tauqifiyyah.
Penyimpangan dlm Dzikir Berjamaah Model Arifin Ilham
1- Membaca dgn Suara Keras secara Berjamaah
Hal ini telah diingkari oleh para ulama krn tdk ada dasar sama sekali dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam maupun kalangan shahabat tabi’in dan yg mengikuti mereka dgn baik. Sehingga ini merupakan perkara bid’ah yg harus dijauhi. Berkata Asy-Syathibi rahimahullah:
“Apabila syariat menganjurkan dzikrullah kemudian suatu kaum menerapkan dgn cara berkumpul di atas lisan dan suara yg satu. Atau pada waktu khusus yg telah diketahui di mana syariat tdk menetapkan pengkhususan itu bahkan sebaliknya. Sebab mewajibkan hal-hal yg tdk wajib secara syar’i berarti keadaan adl memahamkan syariat khusus bila orang itu dijadikan contoh dlm perkumpulan manusia seperti masjid-masjid. mk apabila penampakan seperti ini lalu diaplikasikan di masjid-masjid seperti syi’ar-syi’ar Islam lain yg telah ditetapkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam di masjid-masjid dan semisal –seperti adzan shalat ‘ied istisqa dan kusuf- mk tidaklah diragukan bahwa difahami sebagai perkara sunnah dan tdk difahami sebagai wajib. Lalu lbh pantas utk tdk dikategorikan ke dlm dalil tersebut mk dari sisi inilah menjadi bid’ah.”
Lalu beliau berkata: “Seperti pula doa krn itu termasuk dzikrullah. Namun mereka tdk menetapkan cara-cara tertentu dan tdk mengkhususkan waktu -di mana hal itu memberikan isyarat ada pengkhususan ibadah pada waktu-waktu tersebut- kecuali yg telah ditentukan oleh dalil seperti waktu pagi dan petang. Dan mereka tdk menampakkan kecuali apa yg dinyatakan syariat unutuk ditampakkan seperti berdzikir pada dua hari raya dan yg semisalnya. Adapun selain itu mk mereka senantiasa menyembunyikan dan men-sirr-kannya. Oleh krn itu Nabi shallallahu alaihi wasallam mengatakan kepada mereka ketika mereka mengangkat suaranya:
أَرْبِعُوْا عَلىَ أَنْفُسِكُمْ إِنَّكُمْ لاَ تَدْعُوْنَ أَصَمَّ وَلاَ غَائِبًا
“Kasihanilah diri-diri kalian sesungguh kalian tidaklah meminta kepada yg tuli dan tdk hadir.”
dan yg semisalnya. mk mereka tdk mengeraskan pada perkumpulan-perkumpulan.
Maka tiap yg menyelisihi prinsip ini mk sungguh dia telah menyelisihi dalil yg mutlak. Karena dia mengkhususkan dgn akal dan menyelisihi orang yg lbh mengerti tentang syariat –yaitu mereka para ulama salafus shalih-. Bahkan Nabi shallallahu alaihi wasallam meninggalkan suatu amalan yg beliau senang mengerjakan krn khawatir diamalkan oleh manusia lalu diwajibkan atas mereka.”
2}- Bid’ah Shalawat Model Arifin Ilham:
Inilah model shalawat yg diucapkan pada dzikir bid’ahnya:
يَا نَبِيُّ سَلاَمٌ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلُ سَلاَمٌ عَلَيْكَ
يَا حَبِيْبُ سَلاَمٌ عَلَيْكَ صَلَوَاتُ اللهِ عَلَيْكَ
Dan dlm buku tulisan Ahmad Dimyathi Badruzzaman tentang dzikir berjamaah menyebutkan dgn lafadz:
السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا نَبِيَّ اللهِ
السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ
السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا حَبِيْبَ اللهِ
Lafadz model ini termasuk shalawat yg menyimpang dari Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam krn tidaklah demikian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengajarkan umatnya. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah: “Shalawat kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dgn lafadz hadits lbh afdhal dari tiap lafadz dan tidaklah ditambah seperti pada . Ini dikatakan oleh imam yg empat dan selainnya.”
Demikian pula lafadz “habibullah” tidaklah shahih penisbahan kepada Rasulullah shallallahu aalihi wasallam. Berkata Ibnu Abil ‘Izzi rahimahullah:
“Telah tsabit bagi Nabi shallallahu alaihi wasallam mendapatkan derajat kecintaan tertinggi yaitu khullah . Sebagaimana telah shahih dari Nabi shallallahu alaihi wasallam dlm sabdanya:
إِنَّ اللهَ اتَّخَذَنِي خَلِيلاً كَمَا اتَّخَذَ إِبْرَاهِيْمَ خَلِيْلاً
“Sesungguh Allah telah menjadikanku sebagai khalil sebagaimana telah menjadikan Ibrahim sebagai khalil.”
dan sabdanya:
وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا مِنْ أَهْلِ اْلأَرْضِ خَلِيْلاً لاَتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ خَلِيْلاً وَلَكِنْ صَاحِبُكُمْ خَلِيْلُ الرَّحْمَنِ
“Kalau sekira aku mengambil dari penduduk bumi sebagai khalil niscaya aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai khalil. Namun shahabat kalian ini adl khalil Ar-Rahman.”
Dan kedua terdapat dlm kitab Shahih. Dengan kedua ini membatalkan perkataan yg mengatakan: Al-Khullah utk Ibrahim sedangkan Al-Mahabbah utk Muhammad. mk Ibrahim adl Khalilullah sedangkan Muhammad adl Habibullah.”
Lalu beliau melanjutkan “Adapun mahabbah mk itu didapatkan oleh selain beliau shallallahu alaihi wasallam. Allah berfirman
وَاللهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
“Dan Allah cinta kepada tiap orang yg berbuat baik.”
Dan firman-Nya:
فَإِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِيْنَ
“Sesungguh Allah cinta kepada orang yg bertaqwa.”
Dan firman-Nya:
فَإِنَّ اللهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
“Sesungguh Allah cinta kepada orang yg selalu bertaubat dan bersuci.”
Maka batallah pendapat yg mengatakan kekhususan khullah bagi Ibrahim dan mahabbah bagi Muhammad. Namun khullah adl khusus bagi kedua sedangkan mahabbah utk umum. Adapun hadits Ibnu ‘Abbas yg diriwayatkan At-Tirmidzi yg pada terdapat:
إِنَّ إِبْرَاهِيْمَ خَلِيْلُ اللهِ أَلآ وَأَنَا حَبِيْبُ اللهِ وَلاَ فَخْرَ
‘Sesungguh Ibrahim itu khalilullah. Ketahuilah aku adl habibullah dan tdk sombong.’
Ini tdk shahih” .
3}- Mengeraskan dan Mengangkat Suara ketika Berdo’a
Hal ini bertentangan dgn firman Allah yg memerintahkan utk merendahkan suara di saat berdoa. Firman-Nya:
وَلاَ تَجْهَرْ بِصَلاَتِكَ وَلاَ تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيْلاً
“Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dlm shalatmu dan janganlah pula merendahkannya. Dan carilah jalan tengah antara keduanya.”
Makna yaitu: doamu. Berkata ‘Aisyah radhiallahu anha: “Ayat ini diturunkan tentang doa.”
Dan firman-Nya:
ادْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ
“Berdoalah kepada Tuhanmu dgn berendah diri dan suara yg lembut. Sesungguh Allah tdk menyukai orang2 yg melampaui batas.”
Berkata sebagian ahli tafsir: “Makna ‘orang2 yg melampaui batas’ dlm mengangkat suara dlm doa.” Berkata Ibnu Juraij dlm menafsirkan ayat ini: ”Termasuk melampaui batas: mengangkat suara dlm memanggil dan doa seperti berteriak. Adalah mereka diperintahkan merendahkan dan tenang.”
4}- Menggerak-gerakkan Tubuh ketika Dzikir
Ini termasuk menyerupai orang Yahudi ketika mereka membaca kitab mereka. Berkata Ar-Ra’i Al-Andalusi rahimahullah: “Demikian pula penduduk Mesir telah menyerupai Yahudi dlm bergerak-gerak di saat belajar dan sibuk. Dan ini termasuk perbuatan orang Yahudi.”
Berkata Bakr Abu Zaid: “Wajib atas orang2 yg berdzikir kepada Allah yg bertawajjuh dgn doa kepada Allah para penghafal kitab Allah yg membuat madrasah-madrasah dan halaqah tahfidz Al Qur’an agar meninggalkan bid’ah bergerak-gerak ketika membaca. Dan hendaklah mendidik anak-anak kaum muslimin di atas sunnah dan menjauhi bid’ah.”
Wallahul Muwaffiq Ilaa Sabiil Ar-rasyaad
Sumber: www.asysyariah.com

Tidak ada komentar:

Like Button

Comments

Video Gallery Saya

Kata-Kata Motivasi

http://www.yahoomessenger.com/t.fachruza
http://www.facebook.com/Ade Ground
http://www.twitter.com/TFachruza
http://www.cbox.ws/adeandika